Berbagi Pengalaman Kursus Bahasa Inggris. Bagaimana cara memilih kursus yang tepat?

18.18 9 Comments A+ a-


Kali ini saya ingin membahas tentang tempat kursus bahasa inggris. Ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan sebelum memutuskan akan kursus bahasa inggris, seperti skill yang akan kamu tingkatkan, grammar, speaking atau TOEFL.

1.    Grammar
Kalau kamu mau meningkatkan kemampuan grammar, ada baiknya kamu memilih tempat kursus yang memang kuat di grammar. Meskipun basic nya semua tempat kursus itu menyediakan pilihan untuk semua program, baik itu grammar, speaking, atau TOEFL, tapi biasanya ada salah satu program yang menjadi unggulannya. Kursus bahasa inggris yang lebih mengunggulkan grammar yang merupakan basic dalam bahasa inggris ini akan lebih banyak memberikan materi-materi seperti tenses. Penguasaan grammar dapat membantu kita dalam menignkatkan kemampuan bahasa inggris dalam bentuk tulisan.

2.    Speaking
Untuk speaking, biasanya menekankan pada pengucapan, pemilihan kata, dan ketepatan pelafalan. Kebetulan saya mengambil kelas conversation di English First, dan menurut saya kursus ini tidak sia-sia, karena saya merasa ada pengingkatan kepercayaan diri. Pengajarnya pun ada yang local dan ada yang native (sesuai level), kebetulan di level saya, level 6 gurunya native, disini saya benar-benar di ajarkan pronunciation yang baik agar benar-benar seperti british. Selain itu kita juga bisa bertanya seputar grammar disini, karena grammar merupakan basic dari speaking, hanya grammar disini tidak dari awal di bahas, melainkan hanya mengingatkan kembali. Satu hal yang terpenting dimanapun tempat kursus untuk program speaking ini adalah, harus bisa meningkatkan rasa percaya diri kita dalam berbahasa inggris.

3.    TOEFL
Ada banyak tempat kursus yang menyediakan program khusus persiapan TOEFL. Seperti yang pernah saya survey sendiri, LIA dan English First. Program khusus ini menekankan pada soal-soal yang biasanya keluar di TOEFL, seperti reading, grammar overview, dan listening. Materi-materi awal akan dibahas begitu pula latihan-latihan soal yang di prediksi sesuai dengan TOEFL yang sebenarnya.

 
Pengalaman saya:
1.    Placement test di LIA untuk program TOEFL.
Saat itu saya ke lokasi LIA Pasar Minggu sore hari setelah pulang kuliah, saya kesana bersama dua teman saya. Kami membayar biaya placement test Rp50.000,- (jenis test tertulis dan listening dari kaset radio untuk sesi listening soal) dan lokasi ujian di ruang guru. Jujur saat itu saya kurang konsentrasi dikarenakan kondisi yang sudah tidak fit dan ruangan yang agak bising.
Seusai test, saya dan teman-teman diberitahukan untuk menunggu hasil kurang lebih 3 hari, nanti akan dikabari oleh pihak LIA. Tetapi sudah hampir 5 hari tidak ada kabar, alhasil saya coba telepon ke sana dan baru diberi tahu hasilnya, kami bertiga masuk ke kelas elementary. Saat itu saya berpikir, saya tahu kemampuan saya dan saya bisa lebih dari itu, mungkin itu pengaruh kondisi yang tidak mendukung. Singkat cerita, saya tidak meneruskan program disana. Hehe :p

2.    Placement test di EF untuk Program Conversation
Selang beberapa waktu kemudian, saya berubah pikiran dan beralih untuk mencari kursus conversation. Saya cari-cari info mulai dari LPIA, LIA, OXFORD, sampai EF. Tetapi pilihan saya jatuh di EF dikarenakan pengajarnya yang native (saya pikir dengan berbicara langsung dengan orang asing akan memacu saya untuk terus berpikir karena mereka tidak akan mengerti bahasa kita dengan baik) dan beberapa pengajar mungkin ada yang local.
Saya memutuskan untuk datang langsung ke EF Tebet yang berlokasi persis di Pancoran. Saat itu saya langsung placement test dengan membayar Rp 100.000,-. Test dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama mengisi soal online disana dan sesi kedua wawancara langsung dengan teacher nya, bisa native ataupun local). Saat itu saya dapat melalui test online dengan lumayan lancar, dan sesi berikutnya dalah wawancara dan kebetulan teacher-nya local. Tetapi meskipun begitu teacher nya mampu membuat saya nyaman untuk ikut berbicara bahasa inggris meskipun saya merasa kemampuan saya pas-pasan.
Singkat cerita, hasil keluar dan saya dijelaskan mengenai hasil test saya. Pertama, aksen saya masih terlalu Indonesia (hehe :p). Kedua, saya mampu memahami pertanyaan dan menjawab sesuai dengan pertanyaan (tidak melenceng). Ketiga, saya terlalu banyak menggunakan kalimat dengan pola present tense. Keempat, dalam berbicara saya masih ada a... em... a... em.... (masih berpikir akan berucap apa) meskipun pada akhirnya saya mampu menjawab. Taraaaa........ hasil test : saya masuk ke level upper intermediet 6, Frontrunner 6. Oke, saya lanjutkan kursus disini sampai sekarang.
Khusus untuk level 6 ini, biaya untuk 2 term (4 bulan) kurang lebih Rp 5juta an, saat itu ada promo jika membayar lunas sebelum tanggal 1 Nov 2014 akan dapat potongan harga. Budget saya hanya ada Rp 2juta, akhirnya saya meminjam ke orang tua saya (saya cicil setiap bulan karena saya ingin belajar hasil jerih payah saya sendiri). Saya membayar tunai dan dapat potongan harga hingga Rp 1juta an.



Ada pepatah :

“Gunakan isi dompetmu untuk isi otakmu.
Maka isi otakmu akan mengisi dompetmu setelahnya.”

( double benefit J ) hehehe....



Semoga sukses :D

Tips Menyelesaikan Skripsi Dengan Cepat

21.16 0 Comments A+ a-

SKRIPSI

Mungkin sebagian mahasiswa ada yang merasa bahwa ini adalah bagian paling menakutkan dalam masa perkuliahan. Sadar bahwa skripsi ini menjadi satu-satunya cara untuk menyelesaikan perkuliahan dengan hasil akhir gelar kesarjanaan, membuat mereka merasa khawatir jika saja mereka tidak mampu menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. Belum lagi cerita-cerita dari senior yang mengatakan bahwa skripsi itu sulit apalagi jika mendapatkan dosen yang hobby menyulitkan mahasiswa, belum juga mulai.. mungkin sudah merasa "down". :/

Berikut tips-tips dalam menyelesaikan skripsi yang kebetulan saya alami sendiri, alhamdulillah saya mampu menyelesaikan skripsi saya dalam total waktu keseluruhan selama 2 bulan. Semoga berguna untuk teman-teman mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi atau juga bagi teman-teman yang baru akan mulai mengerjakan skripsi.

1. Banyak-banyak membaca referensi
That's the first step you must do. Jika bisa, lakukan step pertama ini sejak semester 5. Jangan pernah mencari judul dulu kemudian mencari referensi. Why? Karena ketika kamu mencari judul dahulu sebelum mencari referensi, maka apapun yang kamu lakukan hanya akan terpaku pada judul itu.
Misal:
Kamu sudah mendapatkan judul yang kamu mau, tanpa mencari tahu referensi (baik itu buku ataupun *Penelitian Relevan mengenai judul mu). Kamu hanya sekedar mencari JUDUL. Kemudian kamu ajukan dan judul itu diterima oleh dosen pembimbing mu. Kamu mulai mengerjakan skripsi dengan judul yang telah di-acc itu. Syukur alhamdulillah kalau kamu dapat referensi yang sesuai dengan judul kamu saat proses pengerjaannya, tapi kalau ternyata tidak ada referensi yang sesuai? atau referensi nya hanya sedikit? Kamu akan stuck, kemudian ganti judul, lalu mengajukan ulang lagi. It's a waste of time!
Selain itu bersamaan dengan step ini, mulailah banyak bertanya mengenai standar minimal referensi skripsi di kampus mu.

2. Persiapkan banyak JUDUL SKRIPSI
Untuk proses yang kedua ini, usahakan dilakukan setelah melakukan step pertama. Hal ini kembali dimaksudkan agar pada saat proses penyelesaian skripsi di BAB II yang membahas tentang isi tidak terkendala. Ada beberapa universitas yang menstandarkan jumlah referensi buku, misal kampus saya untuk program Pendidikan Biologi menstandarkan minimal 15 buku untuk referensi dan 3 Penelitian Relevan.

*Saya mencari referensi dan judul untuk skripsi mulai dari semester 5, kebetulan saat itu saya mendapat tugas mata kuliah Metodologi Penelitian untuk mencari beberapa judul skripsi. Saya benar-benar mencari judul yang bukan sekedar untuk mendapatkan nilai mata kuliah Metodologi Penelitian, tapi juga untuk diteruskan dalam skripsi yang sebenarnya. Saya mempersiapkan banyak judul dengan satu judul unggulan yang saya bisa pastikan 100% saya mampu, bersamaan dengan itu saya juga sudah mulai mencatat buku-buku yang memang ada kaitannya dengan seluruh judul skripsi saya.

3. Mulailah bertanya-tanya mengenai dosen pembimbing
Satu hal yang tidak boleh kamu lupakan dalam menyelesaikan skripsi mu adalah dosen pembimbing. Bagai amplop dan perangko yang memang sudah satu paket, tidak bisa dipisahkan. Meskipun setiap universitas memiliki standar yang berbeda-beda dalam skripsi dan berlaku untuk seluruh mahasiswanya, tetapi tetap saja setiap dosen pembimbing memiliki caranya masing-masing dalam membimbing mahasiswanya walaupun pada akhirnya menghasilkan sebuah skripsi yang pasti sama-sama sesuai dengan standar di kampusnya.
Misal:
  • Ada dosen pembimbing yang setiap pertemuan hanya boleh mengajukan satu bab, ada juga dosen  pembimbing yang di setiap pertemuannya harus mengajukan beberapa bab sekaligus (BAB I-III, BAB VI-V).
  • Ada dosen pembimbing yang hanya mau menerima bimbingan skripsi saat di kampus dengan cara formal, ada juga dosen pembimbing yang mau untuk bimbingan skripsi diluar kampus semisal sembari makan siang (tentunya kamu harus mempersiapkan biaya makannya).
  • Ada dosen pembimbing yang bisa ditemui setiap saat (bahkan mempersilahkan mahasiswanya untuk datang ke rumahnya), ada juga dosen pembimbing yang sangat sulit ditemui (dikarenakan kesibukannya).
  • Ada dosen pembimbing yang sekedar mengoreksi sekenannya dan hanya secara umum saja (biasanya dosen pembimbing tipe ini paling dicari mahasiswa :p), ada juga dosen pembimbing yang sangat mendetail sampai titik, koma, tanda baca, dan penulisan EYD nya di perhatikan (biasanya kertas skripsimu akan penuh dengan corak setelah bimbingan dengan dosen tipe ini :D hehe..)
Intinya: kamu harus paham betul kebiasaan dosen pembimbing, dan jika diperbolehkan memilih Sang dosen pembimbing, maka pilihlah yang bisa sesuai dengan keinginanmu. Tetapi jika Sang dosen pembimbing sudah ditentukan oleh pihak kampus (seperti di kampus saya) maka satu saran saya. Perbanyaklah berdo'a, sedekah, dan tingkatkan ibadah agar dilancarkan semuanya dan mendapatkan dosen pembimbing yang sesuai. :D
Bagaimana pun tipe dosen pembimbing, hanya satu tujuannya. Mereka ingin kita mengerjakan skripsi dengan sebaik-baiknya dan tidak asal mengerjakan.

4. Mulai kerjakan hal yang bisa kamu kerjakan
Mulai cicil apa yang bisa dikerjakan sebelum kamu semester 8 apalagi jika kamu mengambil jenis skripsi kuantitatif yang berkaitan dengan eksperimen (Sains), mulailah melakukan percobaan agar jika terjadi kegagalan nanti kamu dapat mengatisipasinya. Eksperimen murni yang terutama membutuhkan waktu lebih lama, yaitu dalam rentang waktu (1-12 bulan) tergantung dari variabel yang diteliti.
 
5. Buat plan dan dead line pengerjaan skripsi
Menerapkan disiplin dalam mengerjakan skripsi wajib hukumnya, jika pun tanpa membuat dead line, tetaplah untuk belajar konsisten dalam mengerjakan skripsimu. Konsisten dalam artian usahakan untuk selalu ada progress di setiap  minggunya. Misalkan dengan menargetkan satu bab disetiap minggunya.

6. Banyak-banyak sharing dengan teman lainnya
Perbanyaklah bertukar pikiran dengan teman. Pecahkan masalah bersama-sama, karena meskipun pada dasarnya skripsi dikerjakan per individu, tetapi dengan sharing kita dapat mengetahui kendala apa yang mungkin teman kita atau pun kita sendiri alami beserta pemecahannya.

Demikian beberapa tips saya mengenai cara menyelesaikan skripsi dengan cepat. Pada dasarnya, bagaimanapun caranya tetaplah niat diri yang kuat yang paling utama. Jadi, niatkan untuk selesai skripsi tepat waktu, kerjakan perlahan, dan pertahankan semangat! :D

Keep fighting :D

Minggu, 30 November 2014

Berbagi Pengalaman Kursus Bahasa Inggris. Bagaimana cara memilih kursus yang tepat?


Kali ini saya ingin membahas tentang tempat kursus bahasa inggris. Ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan sebelum memutuskan akan kursus bahasa inggris, seperti skill yang akan kamu tingkatkan, grammar, speaking atau TOEFL.

1.    Grammar
Kalau kamu mau meningkatkan kemampuan grammar, ada baiknya kamu memilih tempat kursus yang memang kuat di grammar. Meskipun basic nya semua tempat kursus itu menyediakan pilihan untuk semua program, baik itu grammar, speaking, atau TOEFL, tapi biasanya ada salah satu program yang menjadi unggulannya. Kursus bahasa inggris yang lebih mengunggulkan grammar yang merupakan basic dalam bahasa inggris ini akan lebih banyak memberikan materi-materi seperti tenses. Penguasaan grammar dapat membantu kita dalam menignkatkan kemampuan bahasa inggris dalam bentuk tulisan.

2.    Speaking
Untuk speaking, biasanya menekankan pada pengucapan, pemilihan kata, dan ketepatan pelafalan. Kebetulan saya mengambil kelas conversation di English First, dan menurut saya kursus ini tidak sia-sia, karena saya merasa ada pengingkatan kepercayaan diri. Pengajarnya pun ada yang local dan ada yang native (sesuai level), kebetulan di level saya, level 6 gurunya native, disini saya benar-benar di ajarkan pronunciation yang baik agar benar-benar seperti british. Selain itu kita juga bisa bertanya seputar grammar disini, karena grammar merupakan basic dari speaking, hanya grammar disini tidak dari awal di bahas, melainkan hanya mengingatkan kembali. Satu hal yang terpenting dimanapun tempat kursus untuk program speaking ini adalah, harus bisa meningkatkan rasa percaya diri kita dalam berbahasa inggris.

3.    TOEFL
Ada banyak tempat kursus yang menyediakan program khusus persiapan TOEFL. Seperti yang pernah saya survey sendiri, LIA dan English First. Program khusus ini menekankan pada soal-soal yang biasanya keluar di TOEFL, seperti reading, grammar overview, dan listening. Materi-materi awal akan dibahas begitu pula latihan-latihan soal yang di prediksi sesuai dengan TOEFL yang sebenarnya.

 
Pengalaman saya:
1.    Placement test di LIA untuk program TOEFL.
Saat itu saya ke lokasi LIA Pasar Minggu sore hari setelah pulang kuliah, saya kesana bersama dua teman saya. Kami membayar biaya placement test Rp50.000,- (jenis test tertulis dan listening dari kaset radio untuk sesi listening soal) dan lokasi ujian di ruang guru. Jujur saat itu saya kurang konsentrasi dikarenakan kondisi yang sudah tidak fit dan ruangan yang agak bising.
Seusai test, saya dan teman-teman diberitahukan untuk menunggu hasil kurang lebih 3 hari, nanti akan dikabari oleh pihak LIA. Tetapi sudah hampir 5 hari tidak ada kabar, alhasil saya coba telepon ke sana dan baru diberi tahu hasilnya, kami bertiga masuk ke kelas elementary. Saat itu saya berpikir, saya tahu kemampuan saya dan saya bisa lebih dari itu, mungkin itu pengaruh kondisi yang tidak mendukung. Singkat cerita, saya tidak meneruskan program disana. Hehe :p

2.    Placement test di EF untuk Program Conversation
Selang beberapa waktu kemudian, saya berubah pikiran dan beralih untuk mencari kursus conversation. Saya cari-cari info mulai dari LPIA, LIA, OXFORD, sampai EF. Tetapi pilihan saya jatuh di EF dikarenakan pengajarnya yang native (saya pikir dengan berbicara langsung dengan orang asing akan memacu saya untuk terus berpikir karena mereka tidak akan mengerti bahasa kita dengan baik) dan beberapa pengajar mungkin ada yang local.
Saya memutuskan untuk datang langsung ke EF Tebet yang berlokasi persis di Pancoran. Saat itu saya langsung placement test dengan membayar Rp 100.000,-. Test dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama mengisi soal online disana dan sesi kedua wawancara langsung dengan teacher nya, bisa native ataupun local). Saat itu saya dapat melalui test online dengan lumayan lancar, dan sesi berikutnya dalah wawancara dan kebetulan teacher-nya local. Tetapi meskipun begitu teacher nya mampu membuat saya nyaman untuk ikut berbicara bahasa inggris meskipun saya merasa kemampuan saya pas-pasan.
Singkat cerita, hasil keluar dan saya dijelaskan mengenai hasil test saya. Pertama, aksen saya masih terlalu Indonesia (hehe :p). Kedua, saya mampu memahami pertanyaan dan menjawab sesuai dengan pertanyaan (tidak melenceng). Ketiga, saya terlalu banyak menggunakan kalimat dengan pola present tense. Keempat, dalam berbicara saya masih ada a... em... a... em.... (masih berpikir akan berucap apa) meskipun pada akhirnya saya mampu menjawab. Taraaaa........ hasil test : saya masuk ke level upper intermediet 6, Frontrunner 6. Oke, saya lanjutkan kursus disini sampai sekarang.
Khusus untuk level 6 ini, biaya untuk 2 term (4 bulan) kurang lebih Rp 5juta an, saat itu ada promo jika membayar lunas sebelum tanggal 1 Nov 2014 akan dapat potongan harga. Budget saya hanya ada Rp 2juta, akhirnya saya meminjam ke orang tua saya (saya cicil setiap bulan karena saya ingin belajar hasil jerih payah saya sendiri). Saya membayar tunai dan dapat potongan harga hingga Rp 1juta an.



Ada pepatah :

“Gunakan isi dompetmu untuk isi otakmu.
Maka isi otakmu akan mengisi dompetmu setelahnya.”

( double benefit J ) hehehe....



Semoga sukses :D

Senin, 10 November 2014

Tips Menyelesaikan Skripsi Dengan Cepat

SKRIPSI

Mungkin sebagian mahasiswa ada yang merasa bahwa ini adalah bagian paling menakutkan dalam masa perkuliahan. Sadar bahwa skripsi ini menjadi satu-satunya cara untuk menyelesaikan perkuliahan dengan hasil akhir gelar kesarjanaan, membuat mereka merasa khawatir jika saja mereka tidak mampu menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. Belum lagi cerita-cerita dari senior yang mengatakan bahwa skripsi itu sulit apalagi jika mendapatkan dosen yang hobby menyulitkan mahasiswa, belum juga mulai.. mungkin sudah merasa "down". :/

Berikut tips-tips dalam menyelesaikan skripsi yang kebetulan saya alami sendiri, alhamdulillah saya mampu menyelesaikan skripsi saya dalam total waktu keseluruhan selama 2 bulan. Semoga berguna untuk teman-teman mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi atau juga bagi teman-teman yang baru akan mulai mengerjakan skripsi.

1. Banyak-banyak membaca referensi
That's the first step you must do. Jika bisa, lakukan step pertama ini sejak semester 5. Jangan pernah mencari judul dulu kemudian mencari referensi. Why? Karena ketika kamu mencari judul dahulu sebelum mencari referensi, maka apapun yang kamu lakukan hanya akan terpaku pada judul itu.
Misal:
Kamu sudah mendapatkan judul yang kamu mau, tanpa mencari tahu referensi (baik itu buku ataupun *Penelitian Relevan mengenai judul mu). Kamu hanya sekedar mencari JUDUL. Kemudian kamu ajukan dan judul itu diterima oleh dosen pembimbing mu. Kamu mulai mengerjakan skripsi dengan judul yang telah di-acc itu. Syukur alhamdulillah kalau kamu dapat referensi yang sesuai dengan judul kamu saat proses pengerjaannya, tapi kalau ternyata tidak ada referensi yang sesuai? atau referensi nya hanya sedikit? Kamu akan stuck, kemudian ganti judul, lalu mengajukan ulang lagi. It's a waste of time!
Selain itu bersamaan dengan step ini, mulailah banyak bertanya mengenai standar minimal referensi skripsi di kampus mu.

2. Persiapkan banyak JUDUL SKRIPSI
Untuk proses yang kedua ini, usahakan dilakukan setelah melakukan step pertama. Hal ini kembali dimaksudkan agar pada saat proses penyelesaian skripsi di BAB II yang membahas tentang isi tidak terkendala. Ada beberapa universitas yang menstandarkan jumlah referensi buku, misal kampus saya untuk program Pendidikan Biologi menstandarkan minimal 15 buku untuk referensi dan 3 Penelitian Relevan.

*Saya mencari referensi dan judul untuk skripsi mulai dari semester 5, kebetulan saat itu saya mendapat tugas mata kuliah Metodologi Penelitian untuk mencari beberapa judul skripsi. Saya benar-benar mencari judul yang bukan sekedar untuk mendapatkan nilai mata kuliah Metodologi Penelitian, tapi juga untuk diteruskan dalam skripsi yang sebenarnya. Saya mempersiapkan banyak judul dengan satu judul unggulan yang saya bisa pastikan 100% saya mampu, bersamaan dengan itu saya juga sudah mulai mencatat buku-buku yang memang ada kaitannya dengan seluruh judul skripsi saya.

3. Mulailah bertanya-tanya mengenai dosen pembimbing
Satu hal yang tidak boleh kamu lupakan dalam menyelesaikan skripsi mu adalah dosen pembimbing. Bagai amplop dan perangko yang memang sudah satu paket, tidak bisa dipisahkan. Meskipun setiap universitas memiliki standar yang berbeda-beda dalam skripsi dan berlaku untuk seluruh mahasiswanya, tetapi tetap saja setiap dosen pembimbing memiliki caranya masing-masing dalam membimbing mahasiswanya walaupun pada akhirnya menghasilkan sebuah skripsi yang pasti sama-sama sesuai dengan standar di kampusnya.
Misal:
  • Ada dosen pembimbing yang setiap pertemuan hanya boleh mengajukan satu bab, ada juga dosen  pembimbing yang di setiap pertemuannya harus mengajukan beberapa bab sekaligus (BAB I-III, BAB VI-V).
  • Ada dosen pembimbing yang hanya mau menerima bimbingan skripsi saat di kampus dengan cara formal, ada juga dosen pembimbing yang mau untuk bimbingan skripsi diluar kampus semisal sembari makan siang (tentunya kamu harus mempersiapkan biaya makannya).
  • Ada dosen pembimbing yang bisa ditemui setiap saat (bahkan mempersilahkan mahasiswanya untuk datang ke rumahnya), ada juga dosen pembimbing yang sangat sulit ditemui (dikarenakan kesibukannya).
  • Ada dosen pembimbing yang sekedar mengoreksi sekenannya dan hanya secara umum saja (biasanya dosen pembimbing tipe ini paling dicari mahasiswa :p), ada juga dosen pembimbing yang sangat mendetail sampai titik, koma, tanda baca, dan penulisan EYD nya di perhatikan (biasanya kertas skripsimu akan penuh dengan corak setelah bimbingan dengan dosen tipe ini :D hehe..)
Intinya: kamu harus paham betul kebiasaan dosen pembimbing, dan jika diperbolehkan memilih Sang dosen pembimbing, maka pilihlah yang bisa sesuai dengan keinginanmu. Tetapi jika Sang dosen pembimbing sudah ditentukan oleh pihak kampus (seperti di kampus saya) maka satu saran saya. Perbanyaklah berdo'a, sedekah, dan tingkatkan ibadah agar dilancarkan semuanya dan mendapatkan dosen pembimbing yang sesuai. :D
Bagaimana pun tipe dosen pembimbing, hanya satu tujuannya. Mereka ingin kita mengerjakan skripsi dengan sebaik-baiknya dan tidak asal mengerjakan.

4. Mulai kerjakan hal yang bisa kamu kerjakan
Mulai cicil apa yang bisa dikerjakan sebelum kamu semester 8 apalagi jika kamu mengambil jenis skripsi kuantitatif yang berkaitan dengan eksperimen (Sains), mulailah melakukan percobaan agar jika terjadi kegagalan nanti kamu dapat mengatisipasinya. Eksperimen murni yang terutama membutuhkan waktu lebih lama, yaitu dalam rentang waktu (1-12 bulan) tergantung dari variabel yang diteliti.
 
5. Buat plan dan dead line pengerjaan skripsi
Menerapkan disiplin dalam mengerjakan skripsi wajib hukumnya, jika pun tanpa membuat dead line, tetaplah untuk belajar konsisten dalam mengerjakan skripsimu. Konsisten dalam artian usahakan untuk selalu ada progress di setiap  minggunya. Misalkan dengan menargetkan satu bab disetiap minggunya.

6. Banyak-banyak sharing dengan teman lainnya
Perbanyaklah bertukar pikiran dengan teman. Pecahkan masalah bersama-sama, karena meskipun pada dasarnya skripsi dikerjakan per individu, tetapi dengan sharing kita dapat mengetahui kendala apa yang mungkin teman kita atau pun kita sendiri alami beserta pemecahannya.

Demikian beberapa tips saya mengenai cara menyelesaikan skripsi dengan cepat. Pada dasarnya, bagaimanapun caranya tetaplah niat diri yang kuat yang paling utama. Jadi, niatkan untuk selesai skripsi tepat waktu, kerjakan perlahan, dan pertahankan semangat! :D

Keep fighting :D