Berbagi Pengalaman Kursus Bahasa Inggris. Bagaimana cara memilih kursus yang tepat?
Kali ini saya ingin membahas
tentang tempat kursus bahasa inggris. Ada beberapa hal yang harus kamu
perhatikan sebelum memutuskan akan kursus bahasa inggris, seperti skill yang akan kamu tingkatkan, grammar, speaking atau TOEFL.
1.
Grammar
Kalau kamu mau
meningkatkan kemampuan grammar, ada baiknya kamu memilih tempat kursus yang
memang kuat di grammar. Meskipun basic
nya semua tempat kursus itu menyediakan pilihan untuk semua program, baik itu
grammar, speaking, atau TOEFL, tapi biasanya ada salah satu program yang
menjadi unggulannya. Kursus bahasa inggris yang lebih mengunggulkan grammar
yang merupakan basic dalam bahasa
inggris ini akan lebih banyak memberikan materi-materi seperti tenses. Penguasaan
grammar dapat membantu kita dalam menignkatkan kemampuan bahasa inggris dalam
bentuk tulisan.
2.
Speaking
Untuk speaking, biasanya menekankan pada pengucapan,
pemilihan kata, dan ketepatan pelafalan. Kebetulan saya mengambil kelas
conversation di English First, dan menurut saya kursus ini tidak sia-sia,
karena saya merasa ada pengingkatan kepercayaan diri. Pengajarnya pun ada yang
local dan ada yang native (sesuai level), kebetulan di level saya, level 6
gurunya native, disini saya benar-benar di ajarkan pronunciation yang baik agar
benar-benar seperti british. Selain itu kita juga bisa bertanya seputar grammar
disini, karena grammar merupakan basic
dari speaking, hanya grammar disini
tidak dari awal di bahas, melainkan hanya mengingatkan kembali. Satu hal yang
terpenting dimanapun tempat kursus untuk program speaking ini adalah, harus
bisa meningkatkan rasa percaya diri kita dalam berbahasa inggris.
3.
TOEFL
Ada banyak tempat
kursus yang menyediakan program khusus persiapan TOEFL. Seperti yang pernah
saya survey sendiri, LIA dan English First. Program khusus ini menekankan pada
soal-soal yang biasanya keluar di TOEFL, seperti reading, grammar overview, dan
listening. Materi-materi awal akan dibahas begitu pula latihan-latihan soal
yang di prediksi sesuai dengan TOEFL yang sebenarnya.
Pengalaman saya:
1.
Placement test
di LIA untuk program TOEFL.
Saat itu saya ke
lokasi LIA Pasar Minggu sore hari setelah pulang kuliah, saya kesana bersama
dua teman saya. Kami membayar biaya placement test Rp50.000,- (jenis test
tertulis dan listening dari kaset radio untuk sesi listening soal) dan lokasi
ujian di ruang guru. Jujur saat itu saya kurang konsentrasi dikarenakan kondisi
yang sudah tidak fit dan ruangan yang agak bising.
Seusai test,
saya dan teman-teman diberitahukan untuk menunggu hasil kurang lebih 3 hari,
nanti akan dikabari oleh pihak LIA. Tetapi sudah hampir 5 hari tidak ada kabar,
alhasil saya coba telepon ke sana dan baru diberi tahu hasilnya, kami bertiga
masuk ke kelas elementary. Saat itu saya berpikir, saya tahu kemampuan saya dan
saya bisa lebih dari itu, mungkin itu pengaruh kondisi yang tidak mendukung. Singkat
cerita, saya tidak meneruskan program disana. Hehe :p
2.
Placement test
di EF untuk Program Conversation
Selang beberapa
waktu kemudian, saya berubah pikiran dan beralih untuk mencari kursus
conversation. Saya cari-cari info mulai dari LPIA, LIA, OXFORD, sampai EF. Tetapi
pilihan saya jatuh di EF dikarenakan pengajarnya yang native (saya pikir dengan
berbicara langsung dengan orang asing akan memacu saya untuk terus berpikir
karena mereka tidak akan mengerti bahasa kita dengan baik) dan beberapa
pengajar mungkin ada yang local.
Saya memutuskan
untuk datang langsung ke EF Tebet yang berlokasi persis di Pancoran. Saat itu
saya langsung placement test dengan membayar Rp 100.000,-. Test dibagi menjadi
2 sesi. Sesi pertama mengisi soal online disana dan sesi kedua wawancara
langsung dengan teacher nya, bisa native ataupun local). Saat itu saya dapat
melalui test online dengan lumayan lancar, dan sesi berikutnya dalah wawancara
dan kebetulan teacher-nya local. Tetapi meskipun begitu teacher nya mampu
membuat saya nyaman untuk ikut berbicara bahasa inggris meskipun saya merasa
kemampuan saya pas-pasan.
Singkat cerita,
hasil keluar dan saya dijelaskan mengenai hasil test saya. Pertama, aksen saya
masih terlalu Indonesia (hehe :p). Kedua, saya mampu memahami pertanyaan dan
menjawab sesuai dengan pertanyaan (tidak melenceng). Ketiga, saya terlalu
banyak menggunakan kalimat dengan pola present tense. Keempat, dalam berbicara
saya masih ada a... em... a... em.... (masih berpikir akan berucap apa) meskipun
pada akhirnya saya mampu menjawab. Taraaaa........ hasil test : saya masuk ke
level upper intermediet 6, Frontrunner 6. Oke, saya lanjutkan kursus disini
sampai sekarang.
Khusus untuk
level 6 ini, biaya untuk 2 term (4 bulan) kurang lebih Rp 5juta an, saat itu ada
promo jika membayar lunas sebelum tanggal 1 Nov 2014 akan dapat potongan harga.
Budget saya hanya ada Rp 2juta, akhirnya saya meminjam ke orang tua saya (saya cicil setiap bulan karena saya ingin belajar hasil jerih payah saya
sendiri). Saya membayar tunai dan dapat potongan harga hingga Rp 1juta an.
Ada pepatah :
“Gunakan isi dompetmu untuk isi
otakmu.
Maka isi otakmu akan mengisi dompetmu setelahnya.”
( double benefit J ) hehehe....
Semoga sukses :D